Eksistensialisme
bisa dialamatkan sebagai saanlah satu reaksi dari sebagian terbesar reaksi
terhadap peradaban manusia yang hampir punah akibat perang dunia kedua. Dengan
demikian Eksistensialisme pada hakikatnya adalah merupakan aliran
filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan
keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya.
Secara
singkat Kierkegaard memberikan pengertian Eksistensialisme adalah suatu
penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak logis atau tidak ilmiah.
Eksistensialisme menolak segala bentuk kemutlakan rasional. Dengan demikian
aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan pengalaman, dan siuasi
sejarah yang dialami, dan tidak mau terikat oleh hal-hal yang sifatnya abstrak
serta spekulatif. Baginya, segala sesuatu dimulai dari pengalaman pribadi,
keyakinan yang tumbuh dari dirinya dan kemampuan serta keluasan jalan untuk
mencapai keyakinan hidupnya.
Atas
dasar pandangan itu, sikap dikalangan kaum Eksistensialisme atau penganut
aliran ini seringkali nampak aneh atau lepas dari norma-norma umum. Kebebasan
untuk freedom to, adalah lebih banyak menjadi ukuran dalam sikap dan
perbuatannya.
Pandangannya
tentang pendidikan, disimpulkan oleh Van Cleve Morries dalam Existentialism dan
Education, bahwa ” Eksistensialisme tidak menghendaki adanya aturan-aturan
pendidikan dalam segala bentuk”, oleh sebab itu Eksistensialisme dalam
hal ini menolak bentuk –bentuk pendidikan sebagaimana yang ada sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar