Pernahkah kita berfikir, kupu-kupu
yang cantik itu telah melewati berbagai tahap kehidupan yang mengantarkannya
pada sosok yang indah seperti sekarang ini.
Kupu-kupu adalah simbol kesempurnaan
hidup. Kupu-kupu adalah keindahan, dengan semua corak warnanya, serta bentuknya
yang simetris dan seimbang. Tak banyak orang yang tau bahwa manusia juga
memiliki siklus hidup yang sama dengan kupu-kupu. Ada kelahiran, ada
pertumbuhan yang dikuasai nafsu dan keegoisan, ada kematian sementara, kemudian
kebangkitan yang mengagumkan. Kebanyakan orang tak mencapai bentuk sempurnanya,
kecuali orang-orang yang pernah masuk ke Kastil Kupu-kupu.
Membaca fenomenologi metamorfosis
akhir kupu-kupu. Pikiran kita akan menemukan cakrawala baru tentang proses
luar-biasanya. berproses dari ulat menjadi kepompong dan kepompong menjadi
kupu-kupu. Ulat adalah hewan yang menjijikan. Banyak manusia merasa tidak
nyaman jika mendekatinya. Dalam hal ini sang pencipta ulat, mencurahkan hak
penuh padanya untuk mencari jalan keluar menuju hidup yang harmonis bisa
bergaul/ berinteraksi dengan yang lain. Seekor ulat berani berspekulasi
‘berpuasa’ untuk berubah total wujud demi cita-citanya yang tidak mungkin
terwujud. Tetapi dengan keyakinan, keteguhan, optimis pada dirinya ulat
melakukan ‘kontemplasi’ untuk sukses dalam revolusinya, dan ternyata berhasil
menjadi mahluk mulia, kupu-kupu.
Sinergi dengan filosofis kehidupan
manusia, bahwa dalam rangka meniti perjalanan hidup ia harus mampu
mengkonstruksi, merubah adat kebiasaan yang negatif. Dia harus berani
merevolusi diri seperti halnya kupu-kupu. Manusia lebih sempurna dari pada
kupu-kupu, yang berstatus sebagai binatang. Manusia dibekali hati dan akal
untuk berfikir bagaimana merubah dirinya dan menggunakan fikiran untuk belajar
membaca kesuksesan alam. Menggunakan fikiran untuk membaca bagaimana ulat
menjadi kepompong, bagaimana proses panjang kepompong menjadi kupu-kupu yang
indah dan mempesona. Dengan akal fikiran pasti manusia mampu mencerna,
mencermati perubahan signifikan alam, sehingga bisa menerapkan nilai-nilai
tersembunyi dari alam pada dirinya.
Belajarlah pada kupu-kupu. Bukankah
kupu-kupu terlihat elok rupawan dan memukau banyak mata? Padahal, awalnya dia
hanya seekor ulat yang menjijikkan dan bahkan tak jarang dijauhi dan dibenci
sebagian manusia. Tapi setelah ia berubah rupa menjadi kupu-kupu yang cantik,
siapa yang tidak suka melihatnya?
Sejarah hidup kupu-kupu sebelum ia bersalin rupa menjadi elok dan cantik, ia telah melewati berbagai tahap kehidupan. Dulu, ia hanya seekor ulat yang buruk rupa, hidupnya merayap di dahan dan dedaunan, dan kalau tidak beruntung hidupnya berakhir di makan burung atau serangga pemangsanya.
Setelah matang menjalani kehidupan
sebagai ulat, ia pun mencari tempat yang aman dan berubah menjadi kepompong.
Badanya terbujur kaku menggantung di dahan dan dedaunan. Ia tak peduli walau
siang hari panas terik menyengatnya, dan malam hari dingin menusuknya. Bahkan
tak jarang hujan dan badai menerpanya. Ia tetap kokoh di tempatnya bersemedi
untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona keindahan.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya keluarlah ia dari kepompongnya menjadi diri yang sama sekali baru, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, jauh beda dari wujut semula. Dan kini ia telah mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.
Begitulah metamorfosis sang kupu-kupu: dari telur ia menetas menjadi ulat, dari ulat ia menempa di dalam kepompong, dan dari kepompong lalu lahirlah kupu-kupu yang indah menawan. Tahap kehidupannya ia jalani dari generasi ke generasi, tanpa ada satu tahap pun yang dapat ia lompati. Tak ada seekor kupu-kupu manapun yang langsung menetas dari telur, malainkan keluar dari kepompongnya.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya keluarlah ia dari kepompongnya menjadi diri yang sama sekali baru, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, jauh beda dari wujut semula. Dan kini ia telah mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.
Begitulah metamorfosis sang kupu-kupu: dari telur ia menetas menjadi ulat, dari ulat ia menempa di dalam kepompong, dan dari kepompong lalu lahirlah kupu-kupu yang indah menawan. Tahap kehidupannya ia jalani dari generasi ke generasi, tanpa ada satu tahap pun yang dapat ia lompati. Tak ada seekor kupu-kupu manapun yang langsung menetas dari telur, malainkan keluar dari kepompongnya.
Bagi saya, hidup bukan hanya sekedar
bertahan hidup. Ketika kita hidup tidak bertumbuh, maka pada hakekatnya kita
sudah mati. Karena itulah Rasulullah SAW dalam hadistnya bersabda,
"Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin rugilah ia. Dan
barangsiapa yang hari ini lebih baik dibandingkan hari kemarin dialah yang
beruntung."
Ilmuwan paling terkemuka abad-20, Albert Eisntein mengatakan, "Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda tetapi menggunakan cara-cara yang sama."
Ilmuwan paling terkemuka abad-20, Albert Eisntein mengatakan, "Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda tetapi menggunakan cara-cara yang sama."
Sementara ilmuwan lain mengatakan: “Siapapun yang bersungguh-sunguh dalam proses pencarian, maka ia akan menemukan apa yang dicarinya.” Thomas Aquinas
Ya, semoga kupu-kupu terus mengilhami saya. Saya telah rela menjadi "ulat" yang buruk rupa dan dicerca. Saya pun telah sanggup menjalani kehidupan sebagai kepompong yang tak berdaya. Tetapi tekad dan kerja keras suatu saat akan menjadi kupu-kupu yang elok rupa, indah dan menawan..
***
Maka jalanilah setiap fase atau episode kehidupan ini dengan jiwa
besar, niatkan untuk berubah dan terus menjadi lebih baik seperti kupu-kupu
yang menghiasi alam dan menjadi teladan bagi kita manusia, yakin bahwa selalu
ada makna dan keindahan dalam setiap moment hidup yang kita lalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar