A. Definisi Berpikir Secara Radikal
Radikal artinya berpikir sampai ke akar persoalan. Hal
itu bisa dilakukan dengan cara bertanya terus-menerus hingga mendapat suatu
jawaban yang lebih hakiki. Juga, menghubungkan satu konsep atau gagasan dengan
yang lainnya, menanyakan “mengapa?” dan mencari jawaban yang lebih baik di
banding dengan jawaban yang sudah tersedia pada pandangan pertama. Filsafat
sebagai bentuk perenungan mengupayakan suatu kejelasan, keruntutan, dan keadaan
memadainya pengetahuan agar kita dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh
(holistis) dan komprehensif. Sejumlah tindakan dan lontaran pengetahuan,
wacana, ucapan, dan tulisan pasti berangkat dari akar pemahaman terhadap
kehidupan cara mendasar di sadari atau tidak. Pandangan itu bisa di ungkap
sampai ke akarnya jika kita mampu membongkar sejumlah asumsi-asumsi sampai
menemukan apa landasan filsafatnya.
Salah satu ciri filsafat yang mudah dilihat ialah
kenenarannya hanya diukur dengan kelogisan argumennya, ia tidak dapat diukur
secara empiris. Di dalam buku-buku filsafat sering sekali dikatakan bahwa
filsafat adalah pemikiran yang mendalam, yang radikal (dari kata Yunani
radix yang berarti akar), tentang sesuatu. Maka yang dimaksud mendalam atau
radikal ialah berpikir tentang sesuatu yang tidak empiris, misalnya tentang
Tuhan, tentang adil, berani, penakut, makmur, atau tentang hukum yang mengatur
jeruk selalu berbuah jeruk.
3
|
Filsafat mengajar substansi dalam kebenaran dan kebenaran
substansi. Oleh karena itu, yang ditemukan adalah hakikat kebenaran dan
kebenaran hakiki tentang segala sesuatu. Hakikat merupakan istilah yang menjadi
ciri khas filsafat. Hakikat adalah pemahaman atau hal yang paling mendasar.
Jadi, filsafat tidak hanya berbicara tentang wujud atau materi bagaimana ilmu
pengetahuan, tetapi berbicara makna yang terdapat dibelakangnya. Dalam
filsafat, hakikat tersebut sebagai akibat dari berpikir radikal.
B. Ciri-ciri Berpikir Filsafat Secara Radikal
Ø Menukil sampai kepada inti
atau akar permasalahan, atau sampai ujung batas yang sesudahnya tidak ada lagi
objek serta ruang gerak yang dipikirkan, karena memang sudah habis digarapnya.
C. Contoh dari Berpikir
Secara Radikal
Contoh
ilustrasi berpikir secara radikal yaitu, ketika rapat penetapan standar
kompetensi sebuah mata pelajaran yang akan digunakan sering kali terjadi
perbedaan pendapat dari forum, sehingga sering kali tidak mendapat jalan
keluarnya. Untuk memecahkan masalah seperti ini forum harus mencoba berfikir
sampai ke akar-akarnya tentang tujuan kompetensi lulusan yang akan dicapai.
Diharapakan dengan berfikir seperti ini akan lebih menyatukan pendapat dan
menyamakan tujuan yang tadinya masih berbeda pemahaman.
D. Definisi Berpikir Filsafat
Secara Bebas
Berpikir filsafat secara
bebas artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan
merupakan hasil pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural
ataupun religius. Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka
hati, atau anarkhi, sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah berfikir secara
terikat. akan tetapi ikatan itu berasal dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari
disiplin fikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas,
namun dari dalam sangatlah terikat.
E. Ciri-ciri Berpikir Secara
Bebas
Ø Bebas dari prasangka-prasangka sosial,
historis, kultural ataupun religius.
Ø Pikiran dari luar sangat bebas, namun dari
dalam sangatlah terikat.
F. Contoh Berpikir Secara
Bebas
Sesungguhnya
pengalaman masa lalu dapat menjadi belenggu fikiran. Contohnya orang yang
selalu dimarahi jika berbuat kesalahan pada waktu kanak-kanak, jika kondisi ini
terus berlanjut akan menimbulkan trauma yang mengakibatkan gangguan emosi serta
kehilangan kreatifitas. Seseorang yang selalu gagal dalam pekerjaan akan merasa
ragu memulai pekerjaan dan usaha baru. Lalu bagaimana solusinya?. Berfikir
Bebas, ya berfikir bebas dari belenggu yang menghantui fikiran, takut salah,
takut gagal, dan sebagainya. Berfikir bebas artinya kita melepaskan diri dari
asumsi-asumsi yang tidak jelas. Kita harus prinsip bahwa Allah SWT telah
menentukan Taqdir atau ketentuan yang akan terjadi dengan izinNya. Hukum sebab
akibat, adalah salah satu pengejawentahan atau penjelmaan dari sunnatullah
sebagai bagian dari Taqdir ILLAHI. Jika berhati-hati akan selamat, jika
semberono akan celaka. Itulah contoh hukum kehidupan. Kesimpulannya, berfikir
bebas adalah berfikir mengikuti sunnatullah.
Jadilah seperti
burung, terbang bebas kemana saja, mengikuti kehendak hatinya. tidak pernah
khawatir dengan apa yang akan terjadi.
Contoh lain
yaitu misalnya seorang dokter bebas melanjutkan pendidikanya, bebas memilih
universitas tempat ia akan memperdalam ilmu, bebas mengambil program study,
bebas mengambil spesialis, bebas mempelajari berbagai ilmu, dan sebagainya.
G. Definisi berpikir Filsafat
Secara Komprehensif
Komprehensif, artinya
mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. Berfikir secara menyeluruh, artinya
melihat objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan secara
multidimensional. Maksudnya banyak dengan pola berpikir dan bertindak
(pandangan).
Komprehensif maksudnya
adalah bahwa tak ada segala sesuatu yang beredar di luar jangkauannya. Jika
tidak, filsafat akan dianggap berat sebelah dan tidak memadai. Dalam hal ini,
pikiran filsafat adalah suatu pemikiran yang sistematis karena menjelaskan
keterkaitan antara gagasan pikiran yangh saling mendukung dan menghasilkan
penjelasan yang utuh tentang kehidupan.
Berpikir filsafat secara
komprehensif yaitu dalam berpikir filsafat, hal, bagian atau detail-detail yang
dibicarakan harus mecakup secara menyeluruh sehingga tidak ada lagi
bagian-bagian yang tersisa ataupun yang berada diluarnya.
H. Ciri-Ciri Berpikir secara
Komprehensif
1.
Menjelaskan
alam semesta secara keseluruhan
2.
Hasil
pemikiran yang bebas
3.
Bertanggung
jawab
I. Contoh berpikir secara
Komprehensif
Misalnya untuk memperoleh
gelar spesialis kandungan, seorang harus memulai pendidikan secara runtut,
yaitu mulai dari pendidikan dokter, profesi, hingga kespesialis. Dokter
spesialis kandungan harus memahami seluruh bagian dari anatomi tubuh wanita,
tidak hanya bagian tertentu saja. Dokter kandungan juga mempelajari semua
bidang yang ada dikedokteran, tidak hanya mempelajari satu bidang saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar