Minggu, 25 Desember 2016

Berpikir Secara Radikal, Bebas Dan Komprehensif



A.    Definisi Berpikir Secara Radikal
Radikal artinya berpikir sampai ke akar persoalan. Hal itu bisa dilakukan dengan cara bertanya terus-menerus hingga mendapat suatu jawaban yang lebih hakiki. Juga, menghubungkan satu konsep atau gagasan dengan yang lainnya, menanyakan “mengapa?” dan mencari jawaban yang lebih baik di banding dengan jawaban yang sudah tersedia pada pandangan pertama. Filsafat sebagai bentuk perenungan mengupayakan suatu kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadainya pengetahuan agar kita dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh (holistis) dan komprehensif. Sejumlah tindakan dan lontaran pengetahuan, wacana, ucapan, dan tulisan pasti berangkat dari akar pemahaman terhadap kehidupan cara mendasar di sadari atau tidak. Pandangan itu bisa di ungkap sampai ke akarnya jika kita mampu membongkar sejumlah asumsi-asumsi sampai menemukan apa landasan filsafatnya.

Salah satu ciri filsafat yang mudah dilihat ialah kenenarannya hanya diukur dengan kelogisan argumennya, ia tidak dapat diukur secara empiris. Di dalam buku-buku filsafat sering sekali dikatakan bahwa filsafat adalah  pemikiran yang mendalam, yang radikal (dari kata Yunani radix yang berarti akar), tentang sesuatu. Maka yang dimaksud mendalam atau radikal ialah berpikir tentang sesuatu yang tidak empiris, misalnya tentang Tuhan, tentang adil, berani, penakut, makmur, atau tentang hukum yang mengatur jeruk selalu berbuah jeruk.
3
Filsafat mengajar substansi dalam kebenaran dan kebenaran substansi. Oleh karena itu, yang ditemukan adalah hakikat kebenaran dan kebenaran hakiki tentang segala sesuatu. Hakikat merupakan istilah yang menjadi ciri khas filsafat. Hakikat adalah pemahaman atau hal yang paling mendasar. Jadi, filsafat tidak hanya berbicara tentang wujud atau materi bagaimana ilmu pengetahuan, tetapi berbicara makna yang terdapat dibelakangnya. Dalam filsafat, hakikat tersebut sebagai akibat dari berpikir radikal.
B.     Ciri-ciri Berpikir Filsafat Secara Radikal
Ø  Menukil sampai kepada inti atau akar permasalahan, atau sampai ujung batas yang sesudahnya tidak ada lagi objek serta ruang gerak yang dipikirkan, karena memang sudah habis digarapnya.

C.    Contoh dari Berpikir Secara Radikal
      Contoh ilustrasi berpikir secara radikal yaitu, ketika rapat penetapan standar kompetensi sebuah mata pelajaran yang akan digunakan sering kali terjadi perbedaan pendapat dari forum, sehingga sering kali tidak mendapat jalan keluarnya. Untuk memecahkan masalah seperti ini forum harus mencoba berfikir sampai ke akar-akarnya tentang tujuan kompetensi lulusan yang akan dicapai. Diharapakan dengan berfikir seperti ini akan lebih menyatukan pendapat dan menyamakan tujuan yang tadinya masih berbeda pemahaman.

D.    Definisi Berpikir Filsafat Secara Bebas
Berpikir filsafat secara bebas artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius. Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka hati, atau anarkhi, sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah berfikir secara terikat. akan tetapi ikatan itu berasal dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.

E.     Ciri-ciri Berpikir Secara Bebas
Ø  Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
Ø  Pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.

F.     Contoh Berpikir Secara Bebas
Sesungguhnya pengalaman masa lalu dapat menjadi belenggu fikiran. Contohnya orang yang selalu dimarahi jika berbuat kesalahan pada waktu kanak-kanak, jika kondisi ini terus berlanjut akan menimbulkan trauma yang mengakibatkan gangguan emosi serta kehilangan kreatifitas. Seseorang yang selalu gagal dalam pekerjaan akan merasa ragu memulai pekerjaan dan usaha baru. Lalu bagaimana solusinya?. Berfikir Bebas, ya berfikir bebas dari belenggu yang menghantui fikiran, takut salah, takut gagal, dan sebagainya. Berfikir bebas artinya kita melepaskan diri dari asumsi-asumsi yang tidak jelas. Kita harus prinsip bahwa Allah SWT telah menentukan Taqdir atau ketentuan yang akan terjadi dengan izinNya. Hukum sebab akibat, adalah salah satu pengejawentahan atau penjelmaan dari sunnatullah sebagai bagian dari Taqdir ILLAHI. Jika berhati-hati akan selamat, jika semberono akan celaka. Itulah contoh hukum kehidupan. Kesimpulannya, berfikir bebas adalah berfikir mengikuti sunnatullah.
Jadilah seperti burung, terbang bebas kemana saja, mengikuti kehendak hatinya. tidak pernah khawatir dengan apa yang akan terjadi.
Contoh lain yaitu misalnya seorang dokter bebas melanjutkan pendidikanya, bebas memilih universitas tempat ia akan memperdalam ilmu, bebas mengambil program study, bebas mengambil spesialis, bebas mempelajari berbagai ilmu, dan sebagainya.

G.    Definisi berpikir Filsafat Secara Komprehensif
Komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. Berfikir secara menyeluruh, artinya melihat objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan secara multidimensional. Maksudnya banyak dengan pola berpikir dan bertindak (pandangan).


Komprehensif maksudnya adalah bahwa tak ada segala sesuatu yang beredar di luar jangkauannya. Jika tidak, filsafat akan dianggap berat sebelah dan tidak memadai. Dalam hal ini, pikiran filsafat adalah suatu pemikiran yang sistematis karena menjelaskan keterkaitan antara gagasan pikiran yangh saling mendukung dan menghasilkan penjelasan yang utuh tentang kehidupan.
Berpikir filsafat secara komprehensif yaitu dalam berpikir filsafat, hal, bagian atau detail-detail yang dibicarakan harus mecakup secara menyeluruh sehingga tidak ada lagi bagian-bagian yang tersisa ataupun yang berada diluarnya.

H.    Ciri-Ciri Berpikir secara Komprehensif
1.      Menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
2.      Hasil pemikiran yang bebas
3.      Bertanggung jawab

I.       Contoh berpikir secara Komprehensif
Misalnya untuk memperoleh gelar spesialis kandungan, seorang harus memulai pendidikan secara runtut, yaitu mulai dari pendidikan dokter, profesi, hingga kespesialis. Dokter spesialis kandungan harus memahami seluruh bagian dari anatomi tubuh wanita, tidak hanya bagian tertentu saja. Dokter kandungan juga mempelajari semua bidang yang ada dikedokteran, tidak hanya mempelajari satu bidang saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar