Konon permainan ini pertama kali
masuk ke Indonesia dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata datang ke
Indonesia untuk berdagang atau berdakwah.
Berdasar Hasil Penelitian, para
arkeologi dan beberapa ahli percaya bahwa permainan ini berasal di Timur Tengah
dan menyebar dari sana ke Afrika. Kemudian, penyebaran permainan ke Asia dengan
pedagang Arab dan datang ke Karibia sekitar 1640 melalui perdagangan budak
Afrika.
Murray, seorang Sarjana Arkeologi
mencatat, menelusuri asal-usul ke Mesir kuno Kekaisaran Umur (sekitar 15 sampai
abad 11 SM) sudah terdapat permainan pada jaman tersebut. Banyak ahli menduga
bahwa Congklak mungkin sebenarnya papan permainan tertua yang pernah.
Pada umumnya jumlah lubang
keseluruhan adalah 16 yang dibagi menjadi 7 lubang kecil dan 2 lubang tujuan
dengan masing-masing satu untuk setiap pemain. Skor kemenangan ditentukan dari
jumlah biji yang terdapat pada lubang tujuan tersebut.
Sebenarnya permainan ini mempunyai
banyak nama, didaerah Sumatera dikenal dengan nama Congkak. Di Jawa, permainan
ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan.
Sedangkan di Lampung permainan ini
lebih dikenal dengan nama dentuman lamban dan didaerah Sulawesi permainan ini
lebih dikenal dengan nama Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dan
dalam bahasa arab dinamakan Mancala yang apabila dimaknai ke dalam bahasa
Inggris "untuk bergerak”
Pada seni permainan ini hanya bisa
dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan papan yang dinamakan papan congkak
dan menggunakan semacam buah biji dengan disebar ke dalam 7 lubang kecil
masing-masing, buah biji ini dinamakan biji congkak atau buah congkak.
Umumnya papan congkak terbuat dari
kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian,
batu-batuan, kelereng atau plastik. Sedang cara memainkannya adalah Setiap
pemain mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang di inginkan,
untuk disebar satu biji per lubang berurutan searah jarum jam. Langkah tersebut
dilakukan berulang.
Apabila pada lubang terakhir
meletakkan biji masih ada bijinya maka pemain tersebut melanjutkan dengan
mengambil semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan melanjutkan
permainan. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang kosong maka
pemain tidak dapat melanjutkan langkah dan tidak mendapat apas-apa, Giliran
untuk bermain ke lawan.
Permainan dianggap selesai bila
sudah tidak ada lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua
pemain). Pemainnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
Kawan, taukah ?
Dibalik permainan ini ternyata
mengadung filosofi yang indah dari nilai kebudayaan bangsa Indonesia. Biji
congklak yang dikumpulkan dari lubang-lubang kecil ke lubang yang paling besar
adalah simbolisasi dari padi atau hasil tanam penduduk desa. Kemudian dipanen
dan disimpan ke dalam lumbung untuk persediaan bahan pangan penduduk.
Masih ingat berapa jumlah lubang
kecil di masing-masing sisi?
Ada 7 lubang dan masing-masing
berisi 7 biji. 7 adalah jumlah hari dalam satu minggu. Jumlah biji yang ada
pada lubang kecilpun sama. Artinya, tiap orang mempunyai jatah waktu yang sama
dalam seminggu, yaitu 7 hari.
Ketika biji diambil dari satu
lubang, ia mengisi lubang yang lain, termasuk lubang induknya. Pelajaran dari
fase ini adalah, tiap hari yang kita jalani, akan mempengaruhi hari-hari kita
selanjutnya, dan juga hari-hari orang lain. Apa yang kita lakukan hari ini
menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan kita. Apa yang kita lakukan
hari ini bisa jadi sangat bermakna pula bagi orang lain.
Biji diambil, kemudian diambil lagi,
juga berarti bahwa hidup itu harus memberi dan menerima. Tidak bisa mengambil
terus, kalau tidak memberi.
Biji diambil satu persatu, tidak
boleh semua sekaligus. Maksudnya, kita harus jujur untuk mengisi lubang kita.
Kita harus jujur mengisi hidup kita. Satu persatu, sedikit demi sedikit,
asalkan jujur dan baik, lebih baik daripada banyak namun tidak jujur. Satu
persatu biji yang diisi juga bermakna bahwa kita harus menabung tiap hari untuk
hari-hari berikutnya. Kita juga harus mempunyai “simpanan/tabungan”, yaitu biji
yang berada di lubang induk.
Strategi diperlukan dalam permainan
ini agar biji kita tidak habis diambil lawan. Hikmahnya adalah, hidup ini
adalah persaingan, namun bukan berarti kita harus bermusuhan. Karena tiap orang
juga punya kepentingan dan tujuan yang (mungkin) sama dengan tujuan kita, maka
kita harus cerdik dan strategis.
Pemenang adalah yang jumlah bijinya
di lubang induk paling banyak, maksudnya adalah mereka yang menjadi pemenang/
mereka yang sukses adalah mereka yang paling banyak amal kebaikannya. Mereka
yang banyak tabungan kebaikannya, mereka yang menabung lebih banyak, dan mereka
yang tahu strategi untuk mengumpulkan rezeki.
Sedangakan dari pendidikan bagi
anak, permainan coklak dapat dijadikan media pendidikan Matematika kelas I yang
masih transisi dari TK ke SD. Karena dapat memperkenalkan metode berhitung
dengan memakai media permainan ini.
Selain juga dapat memberikan
pendidikan saling menghargai sesama teman karena bergantian mengisi lubang
congklak. Mereka juga dilatih sabar mengisikan congklak dengan hati-hati, satu
per satu.
Dari berbagam makna filosfi yang ada
pada seni permainan tradional ini Anda akan diajak untuk memahami bersabar,
berpikir, dan ulet dalam proses hidup dan kehidupan dalam mencapai puncak akhir
kehidupan yang di simbolkan dengan terpenuhinya lubang besar atas biji-biji congklaknya.
Nah, ternyata permainan sederhana
ini punya makna yang tidak sederhana, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar