Sejauh ini hampir semua kemampuan pemikiran (thought)
manusia didominasi oleh pendekatan filsafat. Pengetahuan manusia yang
dihasilkan melalui proses berpikir selalu digunakannya untuk menyingkap tabir
ketidaktahuan dan mencari solusi masalah kehidupan. Akan tetapi, sebelum sampai
pada pembicaraan ilmu pengetahuan, seharusnya yang harus dibicarakan terlebih
dahulu ialah mengenai bagaimana proses berpikir manusia (thinking process)
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan pada manusia
secara garis besar terbagi kedalam dua bagian. Pertama, konsepsi (tassawur)
yaitu pengetahuan sederhana dan kedua, pembenaran (thasdiq) yaitu pengetahuan
yang mengandung suatu penilaian. Artinya, proses berpikir yang manusia lakukan
melalui dua tahapan yang saling melengkapi yaitu; pengetahuan yang pertama kali
muncul berupa konsepsi (tassawur) atau pengetahuan sederhana dan seterusnya
manusia melalui pikirannya melakukan pembenaran (thasdhiq) atau dari
pengetahuan sederhana (tassawur) sampai kepada ilmu pengetahuan, pengetahuan
sederhana itu diberi pembenaran sesuai dengan keyakinan manusia yang diyakininya.
Perlunya penilaian dalam pembangunan ilmu pengetahuan
alasannya adalah agar pembenaran yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan dapat
diterima sebagai pembenaran secara umum. Sampai sejauh ini, didunia akademik
panutan pembenaran ilmu pengetahuan dilandaskan pada proses berpikir secara
ilmiah. Oleh karena itu, proses berpikir di dunia ilmiah mempunyai cara-cara
tersendiri sehingga dapat dijadikan pembeda dengan proses berpikir yang ada
diluar dunia ilmiah. Dengan alasan itu berpikir ilmiah dalam ilmu pengetahuan
harus mengikuti cara filsafat pengetahuan atau epistemologi, sementara dalam
epistemologi dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh
pengetahuan secara ilmiah disebut filsafat ilmu.
Filsafat dalam perkembangannya dipengaruhi oleh pemikiran yang dipakai dalam membangun ilmu pengetahuan, tokoh pemikir dalam filsafat ilmu yang telah mempengaruhi pemikiran sains modern yaitu Rene Descartes (aliran rasionalitas) dan John Locke (aliran empirikal) yang telah meletakkan dasar rasionalitas dan empirisme pada proses berpikir. Cara berpikir filsafat :
Filsafat dalam perkembangannya dipengaruhi oleh pemikiran yang dipakai dalam membangun ilmu pengetahuan, tokoh pemikir dalam filsafat ilmu yang telah mempengaruhi pemikiran sains modern yaitu Rene Descartes (aliran rasionalitas) dan John Locke (aliran empirikal) yang telah meletakkan dasar rasionalitas dan empirisme pada proses berpikir. Cara berpikir filsafat :
a.
Kritis
Adalah sikap yang senantiasa mempertanyakan sesuatu (berdialog), mempunyai rasa
ingin tahu yang tinggi, membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak,
hingga akhirnya di temukan hakikat.
b.
Rasional
adalah Sumber penggetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio
(akal), selalu menggunakan nalar ketika berpikir atau bertindak atau kegiatan
yang mempergunakan kemampuan pikiran untuk menalar yang berbeda dengan
aktivitas berdasarkan perasaan dan naluri.
c.
Logis
merupakan Sikap yang digunakan untuk melakukan pembuktian, berpikir sesuai
kenyataan atau kegiatan berpikir yang berjalan menurut pola, alur dan kerangka
tertentu.
d.
Konseptual
Merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia, menyingkirkan
hal-hal khusus, konkrit, individual, sehingga terbentuk konsep dan teori yang
terumuskan secara obyektif, permanen dan universal.
e.
Radikal
adalah Berpikir mendalam atau sampai ke akar-akarnya sampai pada hakikat atau
substansi yang dikirkan.
f.
Koheren
merupakan Berpikir secara konsisten, tidak acak, tidak kacau, dan tidak
fragmentaris, atau sesuai dengan kaidah berpikir logis, menganggap suatu
pernyataan benar bila didalamnya tidak ada pertentangan, bersifat koheren dan
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar.
g.
Sistematis
merupakan Pendapatnya saling berhubungan secara teratur dan terkandung ada
maksud dan tujuan tertentu.
h.
Komperhensif
yang merupakan dari Mencakup atau menyeluruh dalam menjelaskan alam semesta
secara keseluruhan.
i.
Spekulatif
adalah Cara berpikir sistematis tentang segala yang ada, memahami bagaimana
menemukan totalitas yang bermakna dari realitas yang berbeda dan beraneka ragam,
atau disebut juga upaya mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam
berpikir dan keseluruhan pengalaman.
j.
Bebas
yaitu Berpikir sampai batas-batas yang luas, tidak terkekang, bebas dari
prasangka sosial, historis, kultural, bahkan religius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar